Proyek Jalan Rp4,8 Miliar di Kubu Raya Diduga Bermasalah: Retak, Rapuh, dan Minim Pengawasan”


WARTANUSANTARA.INFO
,Kalbar, Kubu Raya — Proyek pembangunan jalan cor beton di Desa Durian, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, yang menelan anggaran Rp4.873.510.000 dari APBD Kubu Raya, kini menjadi buah bibir publik. Jalan yang baru selesai dikerjakan tersebut justru sudah retak memanjang dan mengelupas di sejumlah titik, memicu dugaan kuat bahwa proyek tidak dikerjakan sesuai standar teknis beton yang semestinya.

Proyek dengan nomor kontrak 600.1.9.3/30/SP/PPK/PUPRPRKP-BM/VII/2025, yang dipercayakan kepada CV Murizka Muria Malaya dan diawasi oleh PT Samara Karya, kini dipertanyakan kualitasnya karena kerusakan terjadi terlalu cepat—bahkan sebelum masyarakat sempat menggunakannya.

Baru selesai sudah retak, ini proyek miliaran atau proyek asal jadi?

Saat ditemui di lokasi, warga menunjukkan bekas retakan memanjang di permukaan beton. Pada beberapa bagian, permukaan jalan terlihat rapuh dan terkelupas, tanda kuat adanya kemungkinan penggunaan material yang tidak memenuhi standar mutu cor.

“Ini jalan baru, tapi sudah retak di mana-mana. Proyek miliaran kok hasilnya seperti perkerasan darurat. Kami sangat dirugikan,” ujar seorang warga penuh kekecewaan.

Dugaan Pelanggaran Semakin Menguat: Beton Diindikasikan Tidak Sesuai Spek


Berdasarkan kondisi fisik di lapangan dan keterangan warga, muncul beberapa dugaan pelanggaran teknis, antara lain:

Diduga ketebalan cor tidak sesuai RAB yang lazim digunakan untuk jalan desa/lingkungan.

Kemungkinan mutu beton (K-xxx) tidak sesuai spesifikasi kontrak, terlihat dari permukaan yang mudah pecah dan tidak padat.

Proses pengecoran diduga tidak mengikuti standar, seperti kurangnya pemadatan, tidak menggunakan vibrator dengan benar, atau waktu pengerjaan yang tidak sesuai ketentuan.

Sambungan (joint) diduga tidak dibuat dengan benar, menyebabkan retak memanjang alami tetapi dengan jarak dan pola yang tidak wajar.

Kerusakan cepat pada beton sering menjadi indikator kuat adanya penyimpangan material atau metode kerja yang tidak mengikuti SOP konstruksi.

Pekerja Diduga Tidak Gunakan K3: Pengawasan Dianggap Lemah

Warga juga melaporkan bahwa selama pengerjaan, pekerja terlihat tidak menggunakan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), menambah daftar dugaan kelalaian dan lemahnya pengawasan.

Ketiadaan penerapan K3 kerap menunjukkan bahwa standar manajemen proyek tidak dipatuhi, yang berpotensi berpengaruh pula pada mutu pekerjaan.

Warga Desak Pemerintah Bertindak Tegas

Melihat kondisi tersebut, warga meminta pemerintah Kabupaten Kubu Raya segera melakukan:

Pemeriksaan ulang kualitas beton, termasuk ketebalan dan mutu (jika perlu melalui uji core drill).

Audit terhadap pelaksana dan konsultan pengawas, untuk memastikan tidak ada unsur kelalaian atau penyimpangan spek.

Tindakan tegas jika ditemukan pelanggaran, agar anggaran pembangunan tidak terbuang percuma.

“Kalau baru selesai saja sudah rusak, bagaimana nanti kalau sudah dilewati kendaraan? Pemerintah harus turun tangan. Ini uang rakyat,” tegas salah satu warga.

Hingga berita ini diturunkan, pihak CV Muriska Muria Malaya dan PT Samara Karya belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan ketidaksesuaian spek, keretakan beton, maupun minimnya pengawasan di lapangan.[AZ]


Sumber:Tim WGR/Masyarakat 

Post a Comment

Minta Comentarnya

أحدث أقدم