Advertisement

Halmahera Selatan, Warta Nusantara - Suasana hangat di Kantor Desa Tawa saat aparat keamanan dan masyarakat duduk bersama dalam sebuah kegiatan yang sarat makna: sosialisasi sadar hukum. Kegiatan yang digagas oleh Babinkamtibmas Bacan Timur Tengah ini bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan sebuah langkah preventif untuk membendung gelombang persoalan sosial dan pelanggaran hukum yang kian mencemaskan di tingkat akar rumput.
Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan dari Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh adat, dan warga dari berbagai kalangan. Mereka datang dengan harapan bahwa hukum bukan sekadar pasal-pasal, tapi pijakan moral yang harus dimengerti dan ditaati bersama.
Dalam sambutannya yang lugas dan menyentuh, Babinkamtibmas menegaskan bahwa tugas menjaga ketertiban bukan hanya milik aparat, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat. Ia menyoroti fenomena meningkatnya kasus pelanggaran hukum yang melibatkan generasi muda - sebuah ironi di tengah semangat pembangunan dan kemajuan teknologi yang kian terbuka.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan dukungan dari seluruh warga. Apalagi jika menyangkut masa depan anak-anak dan remaja kita—generasi yang seharusnya kita arahkan, bukan biarkan tersesat oleh arus zaman,” tegasnya.
Sementara itu, Babinsa Bacan Timur Tengah menambahkan bahwa kehidupan modern bukan hanya menghadirkan peluang, tetapi juga tantangan moral yang harus disikapi dengan kecerdasan hukum. Ia mengajak masyarakat untuk tidak lagi memelihara kebiasaan yang merugikan, seperti kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan narkoba, atau praktik main hakim sendiri.

“Sangat disayangkan jika generasi muda kita lebih memilih jalan pintas yang merusak masa depan. Padahal ada banyak ruang untuk sukses—melalui pendidikan, kerja keras, dan etika yang baik,” ujarnya dengan penuh keprihatinan.
Kepala Desa Tawa, Lonli Loleo, menyambut positif kegiatan ini. Dalam keterangannya, ia menilai bahwa langkah Babinkamtibmas dan Babinsa ini sejalan dengan visi pemerintah desa dalam membangun masyarakat yang beradab, sadar hukum, dan menjunjung tinggi nilai sosial.
“Sosialisasi ini sangat bermanfaat, terutama bagi generasi muda yang kini dihadapkan pada godaan-godaan yang bisa merusak karakter dan masa depan mereka. Semoga ini menjadi momentum untuk memperbaiki arah,” tuturnya.
Tak hanya memberikan pemahaman, kegiatan ini juga menjadi ruang dialog antara warga dan aparat. Para peserta tampak antusias mengikuti jalannya diskusi, menyampaikan keresahan sekaligus aspirasi yang selama ini terpendam. Isu-isu seperti kenakalan remaja, pernikahan usia dini, hingga penyebaran hoaks menjadi sorotan yang tak luput dibahas.
Kegiatan ini menandai bahwa pendekatan humanis dari aparat keamanan tetap relevan dan bahkan mendesak. Di tengah derasnya arus informasi dan perubahan sosial, masyarakat desa dituntut untuk adaptif—namun tetap berpijak pada norma hukum yang adil dan bermartabat.
Dengan kegiatan ini, Desa Tawa mengirimkan pesan kuat: bahwa membangun desa bukan hanya soal infrastruktur dan ekonomi, tapi juga karakter dan kesadaran hukum. Dan kesadaran itu dimulai dari ruang dialog kecil seperti ini, yang kelak bisa membesar menjadi gerakan kolektif demi menciptakan desa yang aman, maju, dan berdaya saing.
Jurnalis : Diksan Habari